Oleh: Bangun Lubis [ Wartawan SATUJALAN ]
Jam masih menunjukkan pukul 01.00 dini hari, tetapi Ibu Rogayah (41) sudah menunggu jemputan ojek langganannya di simpang Jalan dekat pasar Km 5 Kota Palembang.
SATUJALAN – Keluar rumah pada saat orang-orang sedang nyenyak dalam tidur sudah menjadi kebiasaan hari-harinya.
Rogayah harus mengambil sayur dan dagangan lainnya di Pasar Jakabaring, untuk kemudian dia jual kepada warga sekitar lingkungan perumahannya.
Hidup begini sudah hampir 20 tahun dijalaninya, sejak menikah sampai ditinggal almarhum suaminya Nurdin (47) lima tahun lalu. Bukan hanya alasan untuk menghidupi dua tiga anaknya yang sudah mulai usia sekolah menengah atas, tetapi juga ingin meneruskan usaha dagang yang telah ditekuni sejak menikah.
“Saya tidak memiliki ijasah yang tinggi, saya hanya tamat sekolah SMA dan hanya bisa berdagang sayur dan kebutuhan rumahtangga saja,”ujarnya ketika ditanya Ahad akhir bulan lalu, seputar betapa tekunnya dia berdagang sayur mayur dan kebutuhan dapur tersebut.
Begitupun dengan Rahmawaty (47), seorang pegawai sebuah perusahaan bergerak dibidang sumber daya manusia di Palembang. Wanita yang tidak lagi bersuami ini juga dengan tenang saja menghadapi hidup. Ibu dari tiga anaknya yang satu telah kuliah, dan satunya di SMP serta bersekolah di SD, tak pernah mengeluh soal kehidupan dan soal pendapatan dari gajinya yang terbilang pasa-pasan saja tak membuatnya gamang,
“Hidup ini, menurut saya harus kita lakoni saja. Apalah artinya kita, jika bukan berusaha untuk membesarkan dan mendidik anak-anak agar mereka bisa memiliki pendidikan yang baik untuk masa depan mereka. Tak perlu mengeluhkan itu, jalani sajalah,”ujarnya ketika ditanyakan kepadanya bagaimana dia mengelola rumahtangga dengan sendirian selama ini.
Setelah ditinggal suami tak lantas harus cengeng. Ini menjadi filasafat hidup Rahma. Ia yang telah berusaha untuk mengerahkan seluruh hidupnya untuk mengendalikan rumahtangga sendiri, baik mendidik anak maupun mencari penopang hidupnya dengan bekerja sembari berusaha keras untuk mendidik anak-anaknya agar dekat dengan Allah atau agama, adalah suatu hal yang penting dilakukan.” Dan wajib hukumnya,”katanya.
Pun tak jauh beda, dengan Nurseha (51), seoreang ibu yang juga telah lama menjalani kehidupan setelah almarhum suaminya meninggal sepuluh tahun lalu. “Saya sekarang berjualan dari pasar ke pasar dan dari rumah ke rumah baik di tetangga maupun di beberapa pemukiman yang kebetulan saya kenal,”ujarnya sembari mengatakan bahwa dirinya mengambil barang dagangan dari Jakarta untuk di jual ke Palembang.
Saparman (55) seorang Dosen Ekonomi, dari Stiipol Candradimuka Palembang ketika ditanya, mengatakan, bahwa dirinya pernah melakukan penelitian soal ekonomi keluarga, mengungkapkan bahwa, di daerah Sumsel banyak ibu-ibu yang begitu tangguh mengelola ekonomi rumah tangga. Terbalik dari kehidupan wajar, bahwa kaum wanita sangat banyak jumlahnya yang menjadi penopang ekonomi keluarga.
Ia juga mengutip apa yang diteliti oleh ibu Dr Zainab Bakir, Dosen Unsri dan pernah menjadi Ketua Lembaga Penelitian Unsri sekitar tahun 1990-an. Hasil penelitan Zainab Bakir waktu itu, menyetakan bahwa wanita-wanita berkeluarga pun di daerah slum atau pemukiman miskin, ekponominya dikelola oleh ibu-ibu (wanita). Mereka dengan tangguhnya tak pernah mengeluh akan kehidupan dan sebagai penopang ekonomi keluarga. Justri kaum laki-laki sering gonta-ganti pekerjaan padahal mereka hanya buruh bangunan dan pedagang kecil seperti Mpek-mpek dan kerupuk kemplang.
Bila mengutip Rasulullah Saw dalam Hadistnya, demikian besar peranan wanita dalam kehidupan keluarga.. “Di antara laki-laki yang hebat, pasti ada wanita yang hebat pula.” Mereka adalah wanita-wanita tangguh yang tentunya demikian besar peranannya dalam menegakkan kehidupan masyarakat Islam masa lalu termasuk ekonomi keluarganya.
Diantara Rasulullah pun sesunguhnya ada wanita-wanita tanmgguh. Aminah Binti Wahab Ibunda Rasulullah. “ Dialah Aminah binti Wahab. Allah Swt memilihnya sebagai ibu (wanita) dari seorang Rasul mulia.” Seorang wanita berhati mulia yang merupakan pemimpin para ibu. Seorang ibu yang telah menganugerahkan anak tunggal yang mulia pembawa risalah yang lurus dan kekal. Rasul yang bijak serta pembawa hidayah. “Saya ingin juga seperti ibu (wanita) tersebut,”ujar Rahma, yang sangat meneladani Fatimah dalam membangun rumahtangganya membesarkan Rasulullah SAW.
Ustads Amran Anwar yang ditanya, menyebutkan Khadijah sebagai wanita tangguh yang menjadi Istri Rasulullah. Ia adalah seorang janda dan saudagar yang kaya raya. Ia mempercayakan usahanya kepada Rasulullah Saw.
Bahkan seorang yang rela mengeluarkan seluruh hartanya demi menegakkan kalimat tauhid. Yang setia menemani Rasulullah saat masa-masa sulit permulaan dakwah. Menjadi teman setia dikala kesulitan menghampiri Rasulullah. Ia juga menyelimuti Rasulullah ketika Rasulullah gemetar dan menggigil saat menerima wahyu pertama yang turun lewat malaikat Jibril. Beliau adalah Khadijah binti Khuwailid.
Banyak hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah. Aisyah Ra menempati posisi ke 4 dalam perawi hadis. Beliau meriwayatkan hadis dari Rasulullah sebanyak 2210 hadis dari jumlah tersebut 174 hadis Muttafakun Alaihi, 64 hadis diriwayatkan Bukhori dan 68 Hadis diriwayakan Muslim. “Apabila ada sebuah permasalahan yang tidak diketahui di zaman sahabat, maka kami bertanya kepada Aisyah, dan kami memperoleh ilmu dari beliau.” (Al-Hadits)
Itulah beberapa wanita yang pernah mendampingi Rasulullah semasa hidupnya. Mereka adalah wanita hebat dan tangguh dalam bidang masing-masing. Wallahu’alam.(*)