
Oleh Aminuddin – Jurnalis Sripo
SATUJALAN NETWORK – “Tujuh kelompok manusia yang akan mendapat naungan dalam naungan Tuhan kelak di hari kiamat yang tidak akan ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu ……..pemuda (remaja) yang tumbuh dalam beribadat kepada Allah SWT.” (Al-Hadist)
TULISAN ini dibuat berangkat dari rasa ke prihatinan yang mendalam atas terjadinya dekadensi moral di kalangan remaja dan dewasa di negeri ini.
Mulai dari tawuran, minum-minuman keras, seks bebas, rudapaksa, kumpul kebo hingga narkoba, yang terus berulang-ulang terjadi.
Semua itu terjadi, menurut penulis, salah sa tunya karena kita orangtua belum seutuhnya membing buah hati kita secara benar dan islami.
Bekal dan Modal
Penyair Arab pernah mengemukakan bahwa masa muda akan berlalu. Seorang yang saat ini masih remaja kelak akan menjadi tua.
Untuk itulah perlu menyiapkan bekal dan modal untuk kesejahteraan. Tidak ada modal lain selain memperdalam agama yang diamalkan.
Sabda Nabi SAW :
“Remaja yang paling baik adalah remaja yang (wataknya) menyerupai orangtua.” (HR Thabrani).
Menyerupai orangtua bagaimana?
* Mengendalikan hawa nafsu
* Tidak mudah terpengaruh oleh kebudayaan berhala
* Tidak mudah diombang-ambingkan oleh situasi yang kacau
* Tidak mudah terpengaruh oleh kenikmatan dunia
* Meski gaul tapi punya prinsip dan ogah melakukan tindakan tercela.
Para remaja seyogianya merenungkan inti dari firman Allah SWT berikut ini :
“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS Al-‘Ashr 1-3).
Bagaimana dengan remaja puteri?
Sukamto Nuri BA dalam bukunya “Petunjuk Membangun dan Membina Keluarga Menurut Ajaran Islam” mengatakan gadis yang ada sekarang sesungguhnya telah dipersiapkan menjadi ibu yang baik kelak.
Banyak sekali ibu yang berkedudukan baik dan sanggup mendorong suaminya hingga mencapai sukses dalam karir dan karya.
Juga banyak wanita yang menjadi pendorong dan bahkan pemimpin kemajuan dalam zam nanya. Di antaranya Siti Khadijah isteri Nabi Muhammad SAW.
Beliau telah banyak memberikan dorongan dan semangat yang nyata. Begitu juga de ngan Fatimah, isteri Ali bin Abi Thalib telah membantu suaminya sepanjang hayat.
Untuk menjadi wanita yang baik tentu harus dimulai dari sekarang yaitu sejak masih gadis. Jangan lupakan kesempatan. Siapkanlah bekal.
Penuhilah dadamu dengan ilmu dan iman. Ca pailah kemuliaanmu dengan akhlak yang baik dan berteman yang baik.
Wanita bilamana sudah menjadi ibu mem punyai peranan penting dalam menjadikan anaknya mulia.
Ibu bertanggung jawab apakah anaknya kelak bahagia atau menderita. Sebab, pada umum nya anak lebih dekat kepada ibu dan lebih banyak bertemu dengan anaknya.
Dengan kata lain jika si ibu adalah wanita yang shaleh maka dia akan membimbing buah hatinya dengan baik. Dibawa kepada ajaran Tuhan.
Dan untuk menjadi seorang ibu yang baik ti dak akan datang dengan sendirinya. Tetapi harus diusahakan.
Kapan?
Yaitu ketika masih gadis harus memenuhi dadanya dengan ilmu dan iman. Rajin menja lankan syariat agama, shalat, puasa dan membaca Al-Quran.
Sesuai dengan sabda Nabi SAW :”Dunia itu menjadi hiasan (kesenangan) dan hiasan yang paling baik adalah wanita yang shalehah.”
Wallahu ‘alam bishshawab