MUAMALAH

Inilah Kunci Menjemput Rezeki

Rezeki juga bermakna anugerah, karunia atau pemberian dari Allah SWT untuk makhluknya.

Oleh aminuddin
Jurnalis

APA itu rezeki?

Rezeki adalah segala sesuatu yang berman faat dan berdaya guna bagi setiap makhluk, serta dapat dimanfaatkan oleh manusia se bagai sumber kehidupan.

Rezeki juga bermakna anugerah, karunia atau pemberian dari Allah SWT untuk makhluknya. Jadi intinya rezeki adalah segala sesuatu ya ng dapat menunjang kelangsungan hidup manusia dan mengantarkan kepada kehidu pan yang lebih baik lagi.

Allah SWT berfirman :

“Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki lalu mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah diantara yang kamu sekutukan dengan Allah itu dapat berbuat demikian? Maha Suci Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutuan.” (QS. Ar-Rum : 40)

Ada 8 jenis rezeki yang tercantum dalam Al-Quran Al-Karim.

1. Rezeki yang telah dijamin Allah SWT

8 Jenis Rezeki yang Tercantum dalam Al-Quran (1)

Allah SWT memang telah mengatur rezeki setiap umat-Nya. Maka dari itu, jangan pernah khawatir dengan apa yang belum kamu dapatkan, bisa jadi Allah SWT akan memberikan yang lebih baik dari apa yang kamu ingini.

Allah SWT berfirman dalam QS Hud ayat 6:

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).”

2. Rezeki karena bersyukur

Segala sesuatu yang telah kamu dapati di dunia ini, itu jelas bersumber dari Allah SWT yang Maha Pemberi. Oleh karenanya, kita sebagai manusia patut mensyukuri nikmat yang telah diberikan. Dengan cara ini insya Allah rezeki akan terus mengalir kepadamu.

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Ibrahim ayat 7)

3. Rezeki karena berusaha

8 Jenis Rezeki yang Tercantum dalam Al-Quran (2)

Diam saja tanpa melakukan apa pun, rezeki tidak akan datang. Selain bersyukur, berusaha untuk mendapatkan rezeki tentunya dengan cara yang halal perlu dilakukan, seperti bekerja. Sebab, kita tidak akan bisa memperoleh sesuatu tanpa usaha. Dan kita semua tahu, bahwa usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil.

Allah SWT berfirman dalam QS. An-Naim ayat 39-41 :

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.”

4. Rezeki karena anak, cucu, dan keluarga

Sumber rezeki bisa datang dari mana saja, termasuk dari keluarga. Jadi, jangan pernah meragukan mereka ya. Apalagi berpikir kalau mereka menyusahkan. Jangan pernah!

Allah SWT berfirman (QS Al-Isra 31) :

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.”

5. Rezeki dari sedekah

Allah SWT akan memberikan balasan bagi mereka yang selalu menyisihkan sedikit hartanya untuk bersedekah. Jika kamu bersedekah, siapa tahu yang menerima sedekah tersebut pasti akan mendoakanmu supaya diberikan rezeki yang melimpah.

Firman-Nya : dalam QS. Al-Baqarah ayat 245 yang artinya:

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”

(QS Al-Baqarah ayat 245)

6. Rezeki karena menikah

Salah satu pintu rezeki adalah dengan menikah. Jika banyak lajang khawatir soal rejeki, maka Allah SWT telah menyatakan akan memberi kemampuan bagi setiap hamba-Nya yang menikah.

Allah SWT berfirman dalam QS An-Nur ayat 32 yang artinya:

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

7. Rezeki berkat banyak istighfar

Di saat kita sedang mengalami banyak kesulitan, beristighfar menjadi salah satu cara untuk mendapatkan kemudahan.

Sesuai dengan firman-Nya dalam QS Nuh ayat 10-12 :

“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.”

8. Rezeki yang tidak terduga

Rencana Allah SWT sudah selalu yang terbaik, termasuk rezeki bagi setiap orang. Sekalipun kamu sedang kesulitan, misal dalam finansial, jangan pernah ragukan kekuasaan Allah SWT. Sebab, rezeki bisa datang dari hal yang tidak terduga.

Ingatlah firman-Nya (QS Ath-Thalaq ayat 3) berikut ini:

“Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”

Seret

Lantas, hal apa saja kah yang bisa membuat rezeki seret, bahkan bisa menyeret seseorang dalam jurang kemiskinan?

Pertama, jangan sesekali pernah mencaci maki angin, hujan, atau fenomena alam apa pun. Karena, sejatinya tindakan itu sama saja dengan mencibir Penciptanya.

Kedua, enggan berbagi air atau ragi. Ibnu Abbas RA pernah bertutur, menolak memberi ragi menyebabkan kefakiran dan pelit berbagi air hanya akan membuahkan penyesalan.

Baca Juga  Mengenal Allah Secara Menyeluruh, Menuju Hidup yang Tenang

Penegasan ini juga disampaikan dalam hadis Rasulullah SAW bahwa ada lima hal yang mesti berbagi, bila tidak maka ia akan terhalang dari kebaikan kelak di akhirat, yaitu air, garam, api, jarum, dan ragi.

Ketiga, terlalu banyak tidur atau bersantai-santai. Dampak tidur, seperti yang digambarkan seorang penyair sebagai berikut:

Kebahagian manusia saat mengenakan pakaian. Lalu meraih kebaikan hanya dengan meninggalkan tidur.

Keempat, tindakan zalim dan kemaksiatan. Sikap zalim itu baik yang dilakukan oleh individu ataupun terstuktural yang melibatkan rezim.

Kezaliman dalam suatu kaum itu telah mengakibatkan tumbangnya sebuah komunitas, seperti yang ditujukan pada kaum-kaum terda- hu lu sebagai peringatan. (QS Yunus [10]:13 dan al-Kahfi [18]:59).

Di antara bentuk kezaliman itu yang paling parah ialah aksi kriminalitas menghilangkan nyawa orang lain yang tak berdosa atau memakan harta orang lain secara batil.

Kelima, zina. Rasul menegaskan bahwa zina akan memutuskan jalan rezeki, mengurangi keberkahan usia, memekatkan wajah, dan mengantarkan pada siksa neraka.

Keenam, praktik riba. Rasulullah menyatakan, harta yang diperoleh dari praktik riba sekalipun tampaknya bertambah, sejatinya harta tersebut semakin berkurang.

Ketujuh, kecurangan berjual beli, seperti mengurangi timbangan atau ukuran. Termasuk kategori curang, yakni memonopoli penjualan barang tertentu yang menjadi kebutuhan masyarakat.

Kecaman terhadap para pelaku curang ketika bertransaksi itu di abadikan di surah al-Muthaffifin.

Tokoh salaf Laits bin Abdurrahman mengatakan ada empat perkara yang bisa membinasakan suatu kaum, di antaranya merebaknya praktik curang, mengurangi tim bangan atau ukuran sewaktu jual beli.

Cara Menjemputnya

Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana cara kita menjemput rezeki?

Begini penjelasannya ..

Pertama, rezeki yang didapatkan adalah yang baik.

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah” (QS Al-Baqarah 2: 172)

Terkait ayat di atas, Ahmad Musthafa Al-Maraghi menyatakan betapa pentingnya seorang Muslim mengonsumsi makanan yang halal, bersih, dan lurus.

Halal maksudnya adalah tidak mengandung kedurhakaan terhadap Allah SWT.

Bersih bermakna tidak mengandung perkara yang melupakan Allah. Sedangkan lurus berarti rezeki tersebut mampu menahan nafsu dan memelihara akal.

Kedua, untuk mendapatkan rezeki yang baik, hendaknya proses yang dilakukan dengan menggunakan cara-cara yang baik pula. Islam melarang segala bentuk upaya mendapatkan rezeki dengan cara-cara yang zalim (riba)

“Maka jika kamu tidak mengerjakan [meninggalkan sisa riba], maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat [dari pengambilan riba], maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak [pula] dianiaya.” (Al-Baqarah [2]: 278-279)

Ketiga, Judi

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya [meminum] khamar, berjudi, [berkorban untuk] berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (Al-Maidah [5]: 90)

Keempat, Penipuan (gharar), Suap (risywah), dan Maksiat.

Mengapa Islam menekankan pentingnya rezeki yang halal?

Karena, setiap asupan yang masuk ke dalam tubuh manusia akan memengaruhinya, baik secara fisik, emosional, psikologis, maupun spiritual.

Rezeki yang halal menghadirkan ketenangan jiwa. Hidup akan lebih terarah dan menjadikan pintu-pintu keberkahan terbuka semakin lebar. Selain itu, rezeki yang halal merupakan syarat diterimanya setiap doa oleh Allah SWT. Rezeki yang halal akan menciptakan tatanan mayarakat dan bangsa yang kuat.

Saat ini, sebagai bangsa dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, sepatutnya kita tidak memfasilitasi setiap anak negeri mengais rezeki dengan cara-cara yang dilarang Allah SWT. Mengikuti arus global, kapitalisme, dan melupakan cara-cara nenek moyang dahulu melakukan aktivitas ekonomi. Yakni, sistem bagi hasil, maro, atau paron ditinggalkan.

Manipulatif, spekulatif, dan ribawi dipraktikkan. Karena itu, kini, kita selalu berada dalam sistem ekonomi yang sangat rentan dan goyah. Krisis demi krisis selalu siap menerjang sepanjang waktu. Petaka demi petaka berlangsung di depan mata.

Kini, saatnya kita kembali kepada sistem yang berkeadilan dalam mencari rezeki dan berupaya meneguhkan kembali jati diri bangsa. Semua itu bermuara pada pentingnya rezeki yang halal. Wallahu a’lam.

Keyakinan yang mantap adalah bekal utama dalam menjalani asbab (usaha) mencari rezeki. Ar Rahman yang menjadikan dunia ini sebagai negeri imtihan (ujian), telah memberikan jalan keluar terhadap problem yang dihadapi manusia. Diantaranya:

Berusaha dan Bekerja
Allah berfirman, artinya :
“Kalau telah ditunaikan shalat Jum’at maka bertebaranlah di muka bumi dan ingatlah Alloh sebanyak-banyaknya agar kalian bahagia.” (QS. Al Jumu’ah : 10)

Taqwa (Mengikuti Perintahnya dan Larangannya)

Allah berfirman, artinya :

“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberikan rezeki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (QS. Ath Thala : 2)

Tawakkal (Menyerahkan urusannya kepada Allah)
Allah berfirman, artinya :

”Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Dia akan mencukupi (keperluan)nya.” (QS. Ath Thalaq : 3)

Bersabar dan Syukur

Allah berfirman, artinya :
“Kalau seandainya kalian bersyukur, sungguh-sungguh Kami akan menambah untuk kalian (nikmat-Ku) dan jika kalian mengingkarinya, sesungguhnya adzab-Ku sangat keras.” (QS. Ibrahim : 7)

Berinfaq / Sadaqah / Zakat

Allah berfirman, artinya :
“Dan apa-apa yang kalian infaqkan dari sebagian harta kalian, maka Allah akan menggantinya.” (QS. Saba: 39)

Silaturahmi

Rasulullah bersabda, artinya :
”Barangsiapa yang berkeinginan untuk dibentangkan rezeki baginya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menyambung silaturohmi.” (HR. Bukhori Muslim)

Baca Juga  Asmaul Husna Al Malik, Makna dan Keutamaannya

Berdoa dan Istigfar

Rasulullah bersabda, artinya:
“Ya Allah aku meminta kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amalan yang diterima.” (HR. Ibnu Majah dan yang selainnya)

Allah berfirman, artinya :

“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12)

Rasulullah bersabda, artinya:

“Barang siapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan, dan Allah akan memberinya rezeki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka,” (HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan al-Hakim)

Berbuat Kebaikan

“Barang siapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barang siapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS Al qashash: 84)

Rasulullah bersabda, artinya:

“Sesungguhnya Allah tidak akan zalim pada hambaNya yang berbuat kebaikan. Dia akan dibalas dengan diberi rezeki di dunia dan akan dibalas dengan pahala di akhirat.” (HR. Ahmad)

Berdagang

Rasulullah bersabda, artinya:
“Berniagalah, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu ada dalam perniagaan.” (Riwayat Ahmad)

Bangun Pagi

Fatimah (Puteri Rasulullah) berkata bahwa saat Rasulullah melihatnya masih terlentang di tempat tidurnya di pagi hari, beliau (S.A.W) mengatakan kepadanya,
“Puteriku, bangunlah dan saksikanlah kemurahan hati Allah, dan janganlah menjadi seperti kebanyakan orang. Allah membagikan rezeki setiap harinya pada waktu antara mulainya subuh sampai terbitnya matahari.” (HR. Al-Baihaqi)

Kesimpulan

Jadi kunci awetnya rezeki itu ada pada :

1. TIDAK MEMBENCI

Jangan sekali-kali membenci seseorang walaupun dia berbuat kesalahan kepadamu tetapi doakan dia untuk berubah dan menjadi baik.

2. TIDAK BERKELUH KESAH

Jangan berkeluh kesah karena apa yang kita alami sebuah proses untuk kita menjadi lebih dewasa dalam banyak hal, sebaliknya perbanyaklah berdoa kepada Allah.

3. HIDUP SEDERHANA

Hidup sederhana walaupun punya kedudukan tinggi dan harta melimpah karena apa yang kita terima semuanya titipan.

4. BERPRASANGKA BAIK

Senantiasa berfikir positif meskipun kerap ditimpa musibah karena dari setiap persoalan kita dapat merasakan bahwa Allah SWT tidak pernah memberi cobaan melebihi kekuatan kita.

Jika rezeki pun seret dan kurang lancar bukankah berprasangka baik padaNya akan membuat rezeki kita lancar kembali?

Mengapa? Karena berprasangka baik pada Allah akan membuat energi positif tercurah untuk menjemput rezeki yang lebih baik.

5. SELALU TERSENYUM

Senyumlah walaupun hati terluka karena hinaan orang dengan satu pemahaman kita mengampuni dia karena dia tidak tau apa yang dia katakan kepada kita .
Senyum membuat orang terlihat lebih menarik, lebih positif dan optimis menghadapi hidup. Sikap hidup menjadi magnet rezeki diawali dengan senyum. Semua orang suka melihat mereka yang berwajah cerah daripada yang berwajah masam.

6. SELALU MEMBERI

Gemar memberi dan berbagi walaupun kita tidak berlebih karena kita sesungguhnya bendahara Allah di dunia ini yang sekedar menjadi jembatan penyalur rezeki orang lain. Dalam harta dan rezeki kita terdapat hak orang lain. Jika kita membaginya sebenarnya kita memberi apa yang memang menjadi rezekinya.

7. BERDOA TANPA SEPENGETAHUAN MEREKA

Jangan lelah dan jemu jemu selalu mendoakan orang lain untuk kebaikan mereka tanpa sepengetahuannya.

Mengapa harus diam-diam?

Karena di situlah letak keikhlasannya. Kalo berdoa di depannya bisa menjurus ke pamer, pencitraan atau riya, butuh pujian, butuh pengakuan.

Doakan dirimu dan orang lain agar rezekinya lancar jaya. Jika semua orang saling mendoakan kemudahan rezeki dirinya dan orang lain maka semua orang akan berdaya dan tercipta kemakmuran dan ketertiban sosial. Tak ada lagi jurang pemisah antara yang kaya dan miskin.

8. TIDAK DENGKI DAN IRI HATI

Jangan iri dan dengki dengan kejayaan dan kesuksesan teman-teman anda, karena setiap orang yang menerima lebih akan diminta lebih dalam hidup ini , sehingga kita tidak perlu iri.

Mengapa para orang saleh menyukai hidup miskin? Karena mereka tidak yakin bisa mempertanggung jawabkan hartanya di hadapan Allah.

Untuk apa iri pada mereka yang dikaruniakan rezeki yang lebih besar? Dengki dan iri artinya tidak menerima ketentuan Allah padanya. Dia mau juga rezeki bagus seperti orang lain, tapi usahanya tak sebanding sehingga yang dapat dilakukannya hanya iri.

9. MUDAH MEMAAFKAN

Jangan merasa malas dan susah dalam memaafkan kesalahan orang lain, karena terdapat kelegaan dan ketenangan dalam kita memaafkan. Mengapa harus menyimpan rasa kesal dalam hati? Bukankah yang sakit adalah kita sendiri? Bukankah yang puyeng adalah kita sendiri?

Memaafkan bukan berarti kita setuju disakiti orang lain. Memaafkan berarti kita berdamai dengan diri kita untuk menciptakan ketenangan bagi batin dan jiwa.

Jiwa yang tenang dan damai lebih mudah mencari rezeki dan lebih mudah didatangin rezeki.

10. HINDARI PERMUSUHAN

Jangan menganggap orang yang berbeda pendapat sebagai lawan, karena sesungguhnya dia tetap saudara kita yang kita kasihi.

Wallahu a’lambishshawab.

____________

Sumber Literasi :

1. Umroh.com

2. Kumparan. Com

3. Republika.coid

4. M. Winners.com

5. Sch.paperlane

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button