Jauhi Sifat Riya Dekatkan Sikap Rendah Hati
Oleh aminuddin
Pemerhati Keislaman
KITA patut perihatin dengan seba gian ikhwan kita yang sering mema merkan kekayaan lewat media sosial, media online maupun elektronika.
Selain menimbulkan kecemburuan sosial bagi sekelompok masya rakat juga bisa membuat pemamer kekayaan itu menjadi manusia yang asyik dengan dunianya sendiri.
Wahai saudara-saudaraku sekalian…
Jika kalian masih tetap bersikeras memamerkan harta kekayaan ma ka tunggulah saatnya 5 hal buruk ini akan menimpamu.
1. Dijauhi
Percayalah bahwa banyak orang yang akan menjauhimu. Pada dasarnya tidak semua orang itu menyukai seseorang yang bersifat sombong karena hanya akan membuat makan hati. Jika hal itu diteruskan, lambat laun mereka pasti akan kesal dengan sikapmu.
Orang-orang pun akan menjauhimu karena kesalahanmu sendiri. Hal ini tentunya akan berdampak buruk sebab sejatinya kamu perlu orang lain untuk bertahan hidup.
Apakah kamu rela kehilangan orang-orang terdekatmu hanya karena kesalahan konyol semacam itu?
2. Sombong
Orang yang sering pamer kekayaan akan mudah terkontaminasi sikap sombong. Karena cende rung dia merasa dirinya lah paling hebat. Tidak ada orang lain yang bisa mengalahkannya.
Padahal sejatinya di atas langit itu masih ada langit. Jangan biarkan sikap sombong bisa menguasaimu karena punya banyak harta.
3. Terlena
Orang yang sering pamer kekayaan biasanya hanya berfokus pada pem bangunan citra. Hal itu terjadi karena orang tersebut ingin diakui kehebatannya.
Tidak akan ada usaha untuk me ngembangkan diri lagi karena se muanya hanya berfokus pada pamer kekayaan.
Jika hal ini terus kalian lakukan ma ka dipastikan akan berdampak buruk pada kondisi finansialmu.
Lambat laun kamu akan cenderung membeli barang-barang mewah sebab ingin dicap sebagai orang kaya.
Jika terus belanja barang mahal secara membabi buta, kondisi keuanganmu kelak pasti akan memburuk.
Lambat laun semua kekayaan yang kau punya akan terkikis, sirna ha nya karena perilakumu sendiri.
4. Haus Pengakuan
Setiap orang yang sering pamer kekayaan cenderung membutuhkan pengakuan. Hal semacam ini wajar terjadi karena kamu cenderung ingin dicap sebagai manusia yang paling hebat.
Segala sesuatu pasti akan dilakukan, entah itu memperbaiki citra dengan cara bergaya hidup mewah. Sikap haus akan pengakuan semacam itu tentunya lambat laun bakal mengikis citramu sendiri.
5. Suka Melebih-lebihkan
Kebanyakan orang yang sering pamer kekayaan itu cenderung melebih-lebihkan kenyataan.
Maksudnya cenderung membuat cerita yang berlebihan hanya kare na ingin dicap paling kaya. Sikap mudah berbohong pun akan timbul sehingga lambat laun bisa menjadi kebiasaanmu.
Gemar Pamer
Baginda Rasulullah SAW sangat khawatir dan takut bahwa kelak umatnya menjadi umat yang gemar pamer atau riya.
Karena sesungguhnya sikap pamer atau riya ini begitu dibenci dalam masyarakat dan bisa merusak sega la amal dan pahala yang telah diperbuat.
Sikap riya juga bisa menjadikan Anda termasuk yang dipanggil paling awal ketika kiamat dan amalnya paling sedikit.
Kebalikan dari sifat riya ini adalah ikhlas. Bagaimana itu bisa terjadi, apa urusannya dengan ikhlas?
Anas bin Malik meriwayatkan bahwasanya Rasululullah SAW bersabda:
“Kelak, ketika hari kiamat terjadi, akan terdengar sebuah seruan: Siapa orang-orang yang suka pamer (riya) dan di mana mereka yang berikhlas? Bangkit kalian semua dan bawa amal-amal kalian serta ambil ganjaran (pahala) dari Tuhan kalian.”
Nabi SAW pun bersabda lagi, ”Saat orang-orang yang suka bebuat riya (pamer) tidak akan mendapatkan balasan apa pun dari amal-amal yang pernah mereka kerjakan melainkan hanya akan mendapatkan kerugian dan penyelesalan.”
Rasulullah SAW ketika itu kembali melanjutkan sabdanya terkait sebbuah kelakuan yang beliau begitu takutkan dan terjadi pada umatnya, yakni syirik kecil.
“Apa itu syirik kecil, Wahai Amirul Mukminin?” tanya sahabat.
Rasulullah menjawab, “Riya (pamer).”
Para sahabat hanya bisa terdiam.
Beliau lalu melanjutkan sabdanya, ”Sesungguhnya pada hari ketika semua hamba diberi pahala atas amal mereka, Allah akan berkata kepada mereka yang suka berbuat riya, Temui mereka yang kalian pameri dari amal-amalmu (akibat riya) itu! Apakah kalian mendapat kan keuntungan dari mereka?”
Untuk menghindari sifat riya, bisa membaca doa berikut ini:
“Allahumma waffiqna lihudaka waj’al amalana fi ridhaka.”
Artinya:
“Ya Allah, tuntunlah kami menuju petunjukmu dan jadikan amal perbuatan yang kami lakukan sebagai amal yang selalu dilakukan hanya karena mengharap ridha-Mu.”
Ketika tanpa sadar berbuat riya dalam beribadah, cepat-cepatlah memohon ampun dan membaca doa berikut ini:
“Allahumma inni a’udzubika an usyrika bika wa ana a’lamu wa astagfiruka lima la a’lamu.”
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu di saat aku mengetahui dan aku mohon ampunan dari sesuatu yang aku tidak mengetahui.”
Wahai saudara-saudaraku…
Berbuat rendah hati merupakan salah satu sifat yang selalu diajarkan Rasulullah SAW, sehingga akan menentramkan bagi lingkungan sekitar, ter masuk kepada teman dan tetangga.
Berikut ini doanya:
“Allahuma ahyini miskinan, wa amitni miskinan, wahsyurni fi zumratil masakin. ”
Artinya:
“Ya Allah hidupkanlah aku dalam keadaan khusyu dan rendah hati dan matikanlah aku dalam keadaan khusyu dan rendah hati dan kumpulkanlah aku (pada hari kiamat) dalam rombongan orang-orang yang khusyu dan rendah hati.”
Wallahu a’lam bishshawab. (dari berbagai sumber)