Gembirakan Hatimu Menyambut Datangnya Bulan Suci Ramadhan
Oleh Aminuddin | Pemerhati Keislaman
SATUJALAN NETWORK – DUHAI saudara-saudaraku.. Tak lama lagi bulan suci Ramadhan bakal segera tiba. Selama 11 bulan kita menunggu. Rasanya tak elok bi la kehadirannya nanti kita sambut dengan muka cemberut.
Sambutlah ia dengan riang gembira. Karena di bulan Ramadhan terkan dung banyak kemuliaan, berkah, dan keutamaan.
“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR Ahmad)
Wahai saudara-saudaraku semuanya ..
Ada 10 cara para sahabat dalam me nyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Apa saja?
Berikut penjelasannya..
1. Berdoa kepada Allah SWT
Dulu para sahabat menyambut bulan puasa semenjak enam bulan se belumnya dengan cara berdoa kepada Allah.
Mereka berdoa agar Allah SWT mempertemukan mereka de ngan bulan Ramadhan.
Dan selama enam bulan sesu dah Ramadhan, mereka berdoa agar Allah SWT menerima amal mereka selama bulan Ramadhan.
2. Bertaubat dan memohon Ampu
nan
Bertaubat dan memohon ampunan juga dilakukan oleh para sahabat atas segala macam doa dan khilaf yang pernah dilakukan di masa lalu.
Ini menunjukkan betapa hati harus bersih sebelum mempersiapkan ibadah puasa. Dan Sesungguhnya puasa itu tidak hanya bersih secara jasmani, namun rohani juga.
3..Menjaga kesehatan tubuh
Saat menjalankan ibadah puasa sela ma seharian kondisi yang fit harus benar-benar dijaga. Jika tidak, maka setiap berkah dan mukjizat di bulan tersebut bisa terlewatkan.
4. Mengganti puasa yang tertinggal
Diantara para sahabat Nabi, ada juga banyak sahabat wanita, karena uru san haid tidak dapat melakukan iba dah puasa, sehingga sebelum Rama dhan tiba, mereka mengganti puasa-puasa mereka yang tidak sempat laksanakan itu.
Dari ‘Aisyah ra, ia mengatakan :
“Kami dulu mengalami haidh. Kami diperintahkan untuk mengqadha (mengganti) puasa dan kami tidak diperintahkan untuk mengqadha shalat.”
5. Mempelajari Ilmu Hukum Islam
Para sahabat juga belajar untuk mem persiapkan pengetahuan-pengetahu an perihal hukum Islam bahkan lang sung dari Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam pribadi.
Tentu saja banyak sekali pemahaman perihal fiqih yang diajarkan Rasulullah SAW kepada para sahabat-sahabatnya.
Umar bin ‘Abdul ‘Aziz menyebutkan,
“Barangsiapa yang beribadah kepada Allah SWT tanpa ilmu, maka dia akan membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan.”
6. Melakukan amalan baik sebanyak mungkin
Tentu saja ini yang paling penting, karena amalan sebelum mendekati bulan Ramadhan ibarat mendaki bukit, di mana Ramadhan adalah puncaknya
Salah satu amalan yang dilakukan oleh para sahabat adalah puasa di bulan Sya’ban
Usamah bin Zaid radhiallahu ‘anhuma meriwayatkan bahwasanya dia pertanya kepada Rasulullah,
“Ya Rasulullah! Saya tidak pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan di banding bulan-bulan lain seperti engkau berpuasa di bulan Sya’ban?”
Mendengarnya, Rasulullah pun menjawab, “Itu adalah bulan yang banyak manusia melalaikannya, terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan. Dia adalah bulan amalan-amalan di angkat menuju Rabb semesta alam. Dan saya suka jika amalanku diangkat dalam keadaan saya sedang berpuasa. ”
7. Saling berkumpul dengan sesama orang baik
Yang dimaksud adalah lebih sering melaksanakan kegiatan dengan orang-orang yang baik. Termasuk melakukan hal-hal yang baik pula.
Rasulullah SAW bersabda:
“Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.”
(HR Abu Daud dan Tirmidzi)
8. Mulai meninggalkan segala jenis perselisihan
Tentu saja di masa-masa dulu, para sahabat sering sekali dipertemukan dengan peperangan dan pertikaian dengan orang-orang yang menenta ng ajaran Islam.
Namun dengan meniatkan untuk menyambut datangnya bulan Ra madhan, mereka mulai mening galkan segala jenis perselisihan antar sesama dan mulai menghila ngkan prasangka-prasangka yang tumbuh antar saudara.
9. Memantau kemunculan hilal
Tentu saja pemantauan ini dilaku kan untuk mengetahui pergantian antara bulan Sya’ban dan bulan suci Ramadhan.
Nabi SAW bersabda:
“Hitunglah (bilangan) bulan Sya’ban untuk (menentukan masuknya) bulan Ramadhan.”
(HR. Tirmidzi)
10. Berserah diri kepada Allah
Mengapa manusia harus (berserah diri) ber tawakal kepada Allah SWT karena tawakal ini merupakan wujud nyata keimanan seorang muslim kepada Allah SWT dan takdir-Nya.
Mereka yang tidak tawakal sama saja dengan mengingkari Allah SWT dan segala apa-apa yang telah ditentukan-Nya.
Wallahu a’lam bishshawab.
______
Sumber literasi :
– Dalamialam.com
– Muslim. or. id
– Tirto. or. id