NASIHAT

Hindarilah Terlalu Bersedih Hati dan Membenci

Oleh: Hj. Desmawati Djuliar, M.Si

Bicara soal hati, sama halnya membicarakan keseluruhan hidup. Hati adalah pusat ketaqwaan, cinta dan benci, ilmu, keragu-raguan dan bencana. Hatilah adalah jalan menuju Allah, sedangkan anggota tubuh lainnya hanyalah mengikuti dan berkhidmat kepadaNya.

Para ulama, menyebut kearifan dalam hidupnya tidak lain adalah karena kualitas hati mereka ketika beribadah kepada Allah, yang suci dan bersih dari noda-noda kemaksiatan, sehingga mereka pun memiliki keistimewaan di sisi Allah.

Dalam banyak refrensi Islam disebutkan, bahwa hati yang suci adalah hati yang selamat.   Hati yang selamat yaitu hati yang terbebas dari kejelekan syahwat/hawa nafsu dan keinginan yang bertentangan dengan perintah Allah, dan dari setiap syubhat (kerancuan/ketidakjelasan) yang menyeleweng dari kebenaran. (Al Imam Al Qhazali, dalam Qolbun Salim)

Maka barangsiapa menginginkan keselamatan bagi hatinya, hendaklah ia membersihkan hatinya dari pengaruh racun-racun hari dan dari benalu-benalu kemungkaran. Kemudian menjaganya, jangan sampai ada racun lain yang menggerogotinya.

Dalam urainnya Imam Al Qhazali,  menyebutkan bahwa sesuatu yang paling mulia pada jiwa manusia adalah hatinya. Hati mempunyai peran yang sangat penting terhadap seluruh anggota badan, ibarat raja terhadap para prajuritnya. Semua bekerja atas dasar perintahnya dan tunduk kepadanya. Seluruh tubuh adalah pelaksana semua titah (perintah) hati yang selalu siap untuk menerima arahannya. Jika hati seseorang baik maka akan baik pula seluruh tubuhnya, namun jika hati seseorang jelek maka akan menjadi jelek pulalah seluruh tubuhnya.

Sebagaimana sabda Rasulullah yang artinya: “Ketahuilah, di dalam tubuh itu ada segumpal daging. Bila ia baik maka seluruh tubuh pun baik. Dan apabila ia rusak maka seluruh tubuh pun rusak. Ketahuilah, itu adalah hati.” HR. Bukhari – Muslim].

Baca Juga  Perbaiki Cara Hidupmu, Karena Waktu Terus Berjalan

HATI SUCI

Sebuah tulisan Al Imam al ‘Iz Abdussalam pada situs muslim.or.id, yang dikutiu AsSAJIDIN dijlaskan dalm hadits: “Apabila hati baik dengan setiap keadaan dan mengamalkan kebajikan maka akan baik pulalah seluruh tubuh dengan melaksanakan ketaatan (kepada Allah). Namun, apabila hati rusak dengan kejahilan-kejahilan dan jelek dalam beramal di setiap keadaan maka seluruh tubuh pun akan melakukan kefasikan dan kemaksiatan.” Qowaidul Ahkam: 1/176, dinukil dari kitab Ma’alim fis Suluk: 67

Alangkah bagus apa yang disampaikan oleh sahabat Abu Hurairah: “Hati adalah raja bagi anggota tubuhnya. Dan anggota tubuh adalah para prajuritnya. Apabila raja baik maka para prajuritnya pun baik. Dan apabila raja jelek maka para prajuritnya pun jelek.” Majmu’ Fatawa oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah: 10/15

 

Barangsiapa yang memperhatikan kebanyakan manusia saat ini, niscaya ia akan menjumpai banyak perkara yang sangat mengherankan. Yaitu kebanyakan orang menaruh perhatian yang berlebihan kepada penampilan lahiriah saja tetapi lalai dari kebutuhan batiniah. Banyak juga orang yang sibuk dengan memperindah amalan ibadah lahir tetapi ia juga lupa dari memperindah ibadah batin. Di samping itu, kita juga menyaksikan kerumunan orang sangat antusias (bersemangat) mengikuti berbagai macam majelis penyucian hati, seperti majelis dzikir, manajemen qolbu, dan lain-lain. Namun pada hakikatnya mereka terjebak dalam perangkap tasawuf, yang justru makin memperkeruh hati.

Oleh karena itulah, sebagai kaum muslimin umat Nabi Muhammad yang bersandar di atas al Quran dan as Sunnah, sudah seyogyanya kita memahami dan mengetahui cara meraih kesucian hati.

Misalnya,  memurnikan tauhid kepada Allah. Merealisasikan dan memurnikan tauhid (yaitu hanya beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukanNya) merupakan wasilah/sarana terpenting untuk meraih kesucian hati (lihat firman Allah dalam QS. Fushshilat [41]: 6-7). Ibnul Qoyyim mengatakan: “Tauhid adalah sesuatu yang paling lembut, halus, bersih, dan jernih. Maka kotoran sekecil apapun dapat membuatnya keruh dan mempengaruhinya. Ia bagaikan kain putih yang sangat sensitif terhadap kotoran sekecil apapun. Ia juga bagaikan cermin yang sangat bersih, benda yang paling kecil pun dapat mempengaruhinya.”  

Adapun syirik, ia adalah penghapus semua amal ibadah dan mengakibatkan kekekalan di dalam Neraka Jahannam. Selain itu, syirik juga menyebabkan kehinaan dan kenistaan, sebagaimana firman Allah yang artinya: “Janganlah kamu adakan Tuhan yang lain di samping Allah agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah).” QS. Al Isra’ [17]: 22

Baca Juga  Ini Cara Terbaik Untuk Menenangkan Hati

Meninggalkan hal-hal yang diharamkan oleh Allah. Dalam masalah ini, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Jiwa dan amal tidak bisa suci, hingga dihindarkan dari hal-hal yang bisa menentangnya. Dan seseorang tidaklah bersih melainkan dengan meninggalkan yang buruk karena ia akan mengotori dan mengeruhkan jiwa.

Ibnu Qutaibah berkata: “Firman Allah (QS. Asy Syams [91]: 10) Yaitu orang yang mengotori hatinya dengan kefasikan-kefasikan maksiat. Orang yang fajir (berbuat dosa) itu telah menghancurkan dan menenggelamkan jiwanya. Sedangkan orang yang berbuat baik, ia telah mengangkat dan meninggikan martabatnya.”

Jangan kalian memungkiri peran hati dalam kehidupan ini. Hati memiliki peran yang sangat agung di dalam tubuh seseorang. Terangilah hati kita dengan membaca al Quran dan mentadabburi makna yang terkandung di dalamnya, mendatangi majelis ilmu. Sesungguhnya, jika hati kosong dari mengingat Allah maka niscaya setan akan masuk sebagai racun yang mengantarkan diri kepada kemaksiatan.(*)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button