Riyadhus Shalihin Bab 14 – Berlaku Sederhana dalam Ketaatan kepada Allah
SATUJALAN NETWORK – Syarah Riyadhus Shalihin – Bab 14 – *Berlaku Sederhana dalam Ketaatan kepada Allah*
Ustadz Luthfi Abdul Jabbar – 5 Sya’ban 1440H
Allah yang menumbuhkan pada kalian cinta kepada iman, amal sholeh dan menjadikan kebencian pada kemaksiatan, maka inilah keutamaan dan nikmat yang Allah berikan pada hamba-hamba-Nya.
Allah berfirman dalam QS Al-Hujurat (49) Ayat 7
وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ ٱللَّهِ ۚ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِى كَثِيرٍۢ مِّنَ ٱلْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ ٱلْإِيمَـٰنَ وَزَيَّنَهُۥ فِى قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ ٱلْكُفْرَ وَٱلْفُسُوقَ وَٱلْعِصْيَانَ ۚ أُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلرَّٰشِدُونَ
Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu “cinta” kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.
Al Hujarat-7.
Kita harus pahamkan bahwa kita fokus akhirat dan tidak tertipu dunia, kita diberi nikmat untuk persiapan akhirat kita.
Sebaik-baik bekal adalah takwa, tidak semua orang diberi nikmat untuk menuntut ilmu agama.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
“Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Dia akan memahamkan baginya agama.” HR Bukhari
Kitab Riyadhus Shalihin, berisi 99% hadits nya shahih. Berisi seluruh aspek kehidupan.
Usahakan buku (terjemahan dan syarah) ini ada di kumpulan buku kita, kita bacakan beberapa hadits kepada anak dan istri kita…
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfal: 2).
*Bab 14*
Melakukan ketaatan itu cukup, tidak lebih dan tidak kurang
1. Jiwa kita itu labil, iman naik turun. Kita harus punya strategi untuk atur supaya iman kita tetap terjaga dalam kebaikan.
Salah satu nya adalah ketaatan itu sederhana (dalam ibadah), pertengahan…
Allah berfirman,
ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًۭا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Qs Al Mulk 2.
Kehidupan ini adalah ujian bagi kita, hidup mewah pun ujian berupa harta dan ini lebih banyak.. Banyak tokoh neraka yang gagal dalam ujian harta.
Qarun merasa sombong karena hartanya.
Posisi kita sama, diuji, dan yang paling mulia adalah orang yang paling bertakwa.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)
Orang gagal diuji kehidupan dunia adalah karena tidak merasa dipuji.
Dalam sebuah hadits,
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ النَّاسِ أَكْرَمُ قَالَ « أَكْرَمُهُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاهُمْ » . قَالُوا لَيْسَ عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ . قَالَ « فَأَكْرَمُ النَّاسِ يُوسُفُ نَبِىُّ اللَّهِ ابْنُ نَبِىِّ اللَّهِ ابْنِ نَبِىِّ اللَّهِ ابْنِ خَلِيلِ اللَّهِ » . قَالُوا لَيْسَ عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ . قَالَ « فَعَنْ مَعَادِنِ الْعَرَبِ تَسْأَلُونِى » . قَالُوا نَعَمْ . قَالَ « فَخِيَارُكُمْ فِى الْجَاهِلِيَّةِ خِيَارُكُمْ فِى الإِسْلاَمِ إِذَا فَقِهُوا »
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Siapakah orang yang paling mulia?” “Yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara mereka”, jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang tersebut berkata, “Bukan itu yang kami tanyakan”. “Manusia yang paling mulia adalah Yusuf, nabi Allah, anak dari Nabi Allah, anak dari nabi Allah, anak dari kekasih-Nya”, jawab beliau. Orang tersebut berkata lagi, “Bukan itu yang kami tanyakan”. “Apa dari keturunan Arab?”, tanya beliau. Mereka menjawab, “Iya betul”. Beliau bersabada, “Yang terbaik di antara kalian di masa jahiliyah adalah yang terbaik dalam Islam jika dia itu fakih (paham agama).” (HR. Bukhari no. 4689)
Sederhana dalam ibadah itu ukurannya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Dalam surat Thaha (maksudnya nama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam)
Allah Ta’ala berfirman:
مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى
“Kami tidak menurunkan Al Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah.”
(QS. Thahaa [20]:2)
Quran turun itu bahkan mengatur supaya lebih baik.
Contohnya :
Megharamkan perzinahan, bahkan mendekati sudah dilarang.
Kalau tidak dilarang maka hidup jadi tidak nyaman, khawatir ada orang yang jahat terhadap istri dan anak perempuan kita.
Datangnya Al Qur’an, walaupun ada beban syariat tetapi jauh lebih berat akibat nya bila Alqur’an tidak turun, kita lihat maslahat dan mafsadatnya…
Allah aza wa Jalla berfirman:
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. “ Al Baqarah 185
Ayat menjelaskan kemudahan, misalnya shalat 5 waktu yang pahalanya sama dengan shalat 50 waktu (saat jaman Nabi Musa).
Jadi mari kita cukupkan dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, jangan mempersulit.
Contoh Islam halakan daging tapi ada orang yang mengharamkan makan daging.
Dari Aisyah (radhiyallahu anha) meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ memasuki rumahnya dan di samping Aisyah ada seorang perempuan.
Beliau bertanya, “Siapa perempuan ini?”
Aisyah menjawab, “Ini si Fulanah.” Aisyah menyebutkan perihal shalat yang dilakukan perempuan tersebut. (catatan – berlebihan, sampai gelantungan)
Beliau Bersabda, “Janganlah demikian, hendaklah kalian melakukan ibadah sebatas kemampuan kalian saja.
Demi Allah, Allah itu tidak bosan sehingga justru kalianlah yang bosan,”
Cara melaksanakan agama yang paling dicintai oleh Allah ialah ibadah yang dilakukan secara kontinyu. (Shahih: Al-Bukhari, 43, 1151; Muslim, 785)
Imam Nawawi berkata, “Konsisten pada amal yang sedikit, ketaatan akan tetap berlangsung, baik dengan dzikir, muraqabah, ikhlas, dan menghadap kepada Allah.”
Amalan sederhana yang kontinyu, sejatinya lebih Allah cintai karena kita pun “berat” dalam menjaga konsistensi iman kita untuk selalu dalam Ketaatan.
Sederhana dalam ibadah itu ada standar nya, yaitu amalan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Dari Anas Radhiyallahu anhu ia berkata, “Ada tiga orang mendatangi rumah istri-istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk bertanya tentang ibadah Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Lalu setelah mereka diberitahukan (tentang ibadah Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ), mereka menganggap ibadah Beliau itu sedikit sekali.
Mereka berkata, “Kita ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ! Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah diberikan ampunan atas semua dosa-dosanya baik yang telah lewat maupun yang akan datang.”
Salah seorang dari mereka mengatakan, “Adapun saya, maka saya akan shalat malam selama-lamanya.” Lalu orang yang lainnya menimpali, “Adapun saya, maka sungguh saya akan puasa terus menerus tanpa berbuka.” Kemudian yang lainnya lagi berkata, “Sedangkan saya akan menjauhi wanita, saya tidak akan menikah selamanya.”
Kemudian, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi mereka, seraya bersabda, “Benarkah kalian yang telah berkata begini dan begitu?
Demi Allah! Sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut kepada Allah dan paling taqwa kepada-Nya di antara kalian. Akan tetapi aku berpuasa dan aku juga berbuka (tidak puasa), aku shalat (malam) dan aku juga tidur, dan aku juga menikahi wanita. Maka, barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku.”
HR Bukhari..
QA, bagaimana dengan kita sebagai pekerja, yang ibadah kita jadi sisa2 waktu?
Maka, dalam bekerja, pastikan harta yang kita dapat itu halal, sempat kan dzikir kepada Allah.
Nafkah kita kepada keluarga adalah sedekah untuk keluarga..