Guru yang Baik Itu Selalu Menyenangkan Murid – Muridnya
Pembelajaran dikatakan menyenangkan apabila di dalamnya terdapat suasana yang rileks, bebas dari tekanan
Oleh: Salamah Syahabudin ( Guru SIT Al Furqon Palembang )
Dialog tentang siapa guru yang menyenangkan diantara para murid tentu selalu terjadi. Para murid selalu ingin tahu dari temannya bahwa mereka masing-masing memiliki guru favorid di sekolah.
Biasanya karena mereka senang dengan guru itu, makanya keingintahuan dari teman-temannya menjadi bahan yang cukup penting bagi sebagian anak murid.
Menjadi guru yang menyenangkan bagi siswa menjadi sebuah harapan yang begitu tinggi. Untuk menjadi guru yang menyenangkan bagi anak-anak murid, seorang guru harus menguasai berbagai keterampilan, seperti keterampilan social, misalkan seorang guru harus bisa melakukan interaksi yang enak dengan anak didiknya dan juga bagus komunikasinya sehingga mereka bisa akrab. Selain itu guru juga harus bisa menghadirkan ikatan emosional dengan siswanya agar pembelajaran dan pendidikan berjalan bermakna dan membuat siswa lebih menikmati proses pembelajaran.
Dalam proses belajar mengajar, seperti yang diungkap oleh Munib Chatib bahwa pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Dalam konteks pembelajaran hendaklah dapat menyenangkan, siswa lebih diarahkan untuk memiliki motivasi tinggi dalam belajar dengan menciptakan situasi yang menyenangkan dan mengembi rakan. (Arief S. Sadiman, dkk., 1990 : 11)
Pembelajaran dikatakan menyenangkan apabila di dalamnya terdapat suasana yang rileks, bebas dari tekanan, aman, menarik, bangkitnya minat belajar, adanya keterlibatan penuh, perhatian peserta didik tercurah, lingkungan belajar yang menarik, bersemangat, perasaan gembira, konsentrasi tinggi.( Begitu kata Munib Chatib)
Sebuah harapan tentunya, adalah bagaimana guru menciptakan suasana yang menyenangkan murid. Situasi menenyenangkan, akan membuat siswa atau murid, senang dan menerima transfer ilmu atau pelajaran yang diberikan guru. Karena pembelajaran yang efektif biasanya apabila terciptanya suasana yang dapat menimbulkan konsentrasi belajar murid. Tentu suasana yang menyenangkan akan sangat membantu siswa dalam memperoleh efektivitas pembelajaran tersebut.
Menurut hasil penelitian, konsentrasi yang tinggi meningkatkan hasil belajar. Dalam penelitian mengenai otak dan pembelajaran menungkapkan fakta yang mengejutkan, yaitu apabila sesuatu dipelajari sungguh-sungguh (dimana perhatian yang tinggi dari seorang tercurah) maka struktur system syaraf kimiawi seseorang berubah. Di dalam diri seseorang tercipta hal-hal baru seperti jaringan syaraf baru, jalur elektris baru, asosiasi baru, dan koneksi baru.(Indrawati dan Wawan Setiawan, 2009 : 22)
Tentu saja konsentrasi yang tinggi tidak akan terwujud jika kondisi kelas tidak nyaman. Oleh karena itu pengaturan lingkungan belajar sangat diperlukan agar anak mampu melakukan kontrol terhadap pemenuhan kebutuhan emosionalnya. Lingkungan belajar yang demokratis (menyenangkan) yang diciptakan oleh guru, akan mendorong anak untuk terlibat secara fisik, emosional dan mental dalam proses belajar, sehingga akan dapat memunculkan kegiatan-kegiatan yang kreatif-produktif. (Asri budiningsih, 2005 : 7)
Guru Kreatif
Demikian pula sebaliknya, prakarsa anak untuk belajar akan mati bila kepadanya dihadapkan pada berbagai macam aturan yang tak ada kaitannya dengan belajar. Banyaknya aturan yang sering kali dibuat oleh pengajar dan harus ditaati oleh anak akan menyebabkan anak selalu diliputi rasa takut.
Lebih jauh lagi, anak akan kehilangan kebebasan berbuat dan melakukan control diri. Apa yang terjadi bila anak selalu dikuasai oleh rasa takut. Anak akan mengembangkan pertahanan diri (defence mechanism), sehingga yang dipelajari bukanlah pesan-pesan pembelajaran, melainkan cara-cara untuk mempertahankan diri mengatasi rasa takut. Anak-anak demikian tidak akan mengalami growth in learning, dan akan selalu menyembunyikan ketidakmampuannya.(Asri Budiningsih, 2005 : 7).
Selama ini sebagian guru atau sekolah masih terperangkap dalam tradisi yang mengukung kreatifitas siswa. Seperti kebiasaan yang selalu dilakukan oleh suatu sekolah ketika guru masuk kelas, dimana ketua kelas memberikan aba-aba dengan kata-kata duduk yang rapi, tangan di meja, mulut dikunci.
Kebiasaan tersebut memang baik karena suasana kelas menjadi hening dan tidak gaduh, tetapi suasana tersebut mempengaruhi keleluasaan siswa dalam berekspresi dan mengemukakan pendapat. Mereka terasa terkungkung, dan tidak diberikan kenyamanan yang menyenangkan. Siswa menjadi takut dan lebih banyak menerima dari guru ketimbang aktif mencari. Para guru merasa sukses dan menyenangkan dalam mengajar jika para siswanya memperhatikan dengan seksama penjelasan sang guru, serius, dan tidak ngobrol. Bukan berarti hal ini tidak diinginkan, namun harus ada komunikasi yang nyaman dengan murid pada setiap menyampaikan, keinginan kepada murid.
Sebenarnya dalam rangka menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru antara lain :
1).Menyapa siswa dengan ramah dan bersemangat. Menciptakan awal yang berkesan adalah penting karena akan mempengaruhi proses selanjutnya. Jika awalnya baik, menarik, dan memikat, maka proses pembelajaran akan lebih hidup dan menggairahkan.
Oleh karena itu selalu awali kegiatan pembelajaran dengan memberikan sapaan hangat kepada siswa, misalnya “anak-anak senang bertemu kal ian hari i ni, kal ian adal ah anak-anak bapak atau/ibu yang hebat”. Karena sapaan hangat dan raut wajah cerah memantulkan energy positif yang dapat mempegaruhi semangat para siswa. Kita dapat bayangkan jika seorang guru ketika memulai pembelajaran dengan raut muka ruwet, tidak senyum, penampilan kusut, tentu saja suasana kelas menjadi menegangkan dan menakutkan.
- Menciptakan suasana rileks. Ciptakanlah lingkungan yang releks, yaitu dengan menciptakan lingkungan yang nyaman. Oleh karena itu aturlah posisi tempat duduk secara berkala sesuai keinginan siswa. Bisa memakai format U, lingkaran, Cevron, dan lain-lain. Selain itu, ciptakanlah suasana kelas dimana siswa tidak takut melakukan kesalahan. Untuk menanamkan keberanian kepada siswa dalam mengemukakan pendapat atau menjawab pertanyaan, katakan kepada siswa ji ka j awabannya salah katakan “Kan lagi Belajar “. Karena sedang belajar, maka kesalahan adalah suatu yang lumrah dan tidak berdosa.( https://www.rijal09.com/2016/12/9)
- Memotivasi siswa. Motivasi adalah sebuah konsep utama dalam banyak teori pembelajaran. Motivasi ini sangatlah dikaitkan dengan dorongan, perhatian, kecemasan, dan umpan balik/penguatan. Adanya dorongan dalam diri individu untuk belajar bukan hanya tumbuh dari dirinya secara langsung, tetapi bisa saja karena rangsangan dari luar, misalnya berupa stimulus model pembelajaran yang menarik memungkinkan respon yang baik dari diri peserta didik yang akan belajar. Respon yang baik tersebut, akan berubah menj adi sebuah motivasi yang tumbuh dalam diri nya, sehingga ia merasa terdorong untuk mengikuti proses pembelajaran dengan penuh perhatian dan antusias.
Apabila dalam diri peserta didik telah tumbuh respon, hingga termotivasi untuk belajar, maka tujuan belajar akan lebih mudah dicapai. Peserta didik yang antusias dalam proses pembelajaran memiliki kecenderungan berhasil lebih besar dibanding mereka yang mengikuti proses dengan terpaksa atau asal-asalan.
Kebanyakan pendidik mengajar hanya untuk mengejar target tanpa memperdulikan pemahaman peserta didik. Padahal belajar adalah suatu bentuk aktivitas manusia yang memerlukan adanya motivasi untuk mencapai tujuan. Semakin tinggi motivasi yang didapat siswa maka semakin tinggi pula keberhasilan yang akan dicapai.
Kecerdasan Intelektual
Selain keterampilan sosial untuk menjadi Guru Yang Menyenangkan Bagi Siswa, maka seorang guru juga harus memiliki kecerdasan intelektual agar segala ketidaktahuan siswa, kebutuhan edukasi siswa bisa terjawab dan terselesaikan melalui kemampuan dan kapabilitas gurunya.
Namun untuk menghadirkan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa butuh manajemen kelas yang maksimal karena pada dasarnya setiap peserta didik memiliki karakter yang berbeda, sehingga guru dituntut untuk menghadirkan suatu pola pembelajaran yang bisa merangkul dan menyatukan visi misi belajar para peserta didik.
Nilai positif lainnya ketika bisa menjadi figur Guru Yang Menyenangkan Bagi Siswa adalah pembelajaran akan berlangsung menyenangkan serta tujuan pembelajaran akan mudah untuk tercapai. Tapi realita tak selamanya sesuai dengan harapan karena beradasarkan fakta, ternyata masih banyak guru yang belum memahami pentingnya menjagi guru yang menyenangkan di mata siswanya, alhasil proses pembelajaran kadang menjenuhkan dan membuat siswa merasa cepat bosan dalam belajar.
Bahkan sebagian guru malah jauh dari persepsi menyenangkan bagi siswanya malah sebaliknya sebagian guru malah menjadi figur yang menakutkan di mata siswanya. hal ini jelas akan berdampak pada kondisi psikologis siswa serta membentuk suatu persepsi yang keliru tentang guru di mata para siswa.
Jadi bagaimana caranya untuk bisa menjadi guru yang menyenangkan bagi siswa! sebenarnya ada banyak cara untuk menjadi guru menyenangkan bagi siswa namun terkadang beberapa cara hanya efektif jika diterapkan pada situasi dan kondisi tertentu.
Banyak guru yang dalam mendidik siswanya menggunakan cara-cara yang keras sehingga muncul trauma dalam diri siswa jika diajar oleh guru tersebut. bentuk kekerasan yang biasanya dilakukan oleh sebagian guru seperti mencubit siswa, memukul, menghardik dengan kata-kata yang tidak baik. Kondisi atau pola pengajaran seperti ini justru akan menciptakan tekanan mental bagi siswa sehingga pembelajaran terkesan kakuh dan potensi yang dimiliki siswa juga akan sulit untuk tereksplorasi.
Oleh karena agar bisa menjadi guru yang menyenangkan seorang guru tidak boleh keras namun tetap tegas, karena keras dan tegas memiliki makna yang sangat berbeda. Guru yang tegas adalah guru yang biasanya telah membuat suatu aturan cara mengajar yang telah dipahami siswanya.
Selami Hati Muridmu
Murid adalah pribadi yang memiliki kepekaan hati ( sifat sensitififis, pen), sekali saja siswa dimarahi maka bisa jadi akan sangat sulit dilupakan. Karenanya, guru harus meminimalisir berbagai hal yang berpotensi menyababkan siswa mengalami down dalam pembelajaran. Untuk itu guru dalam mengajar sebaiknya menampilkan sikap yang lemah lembut terhadap siswanya, dengan sikap lemah lembut pembelajaran lebih menyenangkan serta lebih kondusif serta siswa akan merasa lebih termotivasi untuk belajar.
Akan muncul dalam mindset pada siswa, bahwa gurunya sangat menyenangkan dan bersahabat, sehingga tidak ada rasa was-was ketika murid ingin bertanya atau berpendapat.Perhatian yang diberikan guru biasanya akan muncul rasa kagum dan cinta dari seorang siswa terhadap gurunya.
Guru juga hendaklah bisa mengikiti trend ( yang kekinian) sehingga guru dinilai mengikuti perkembangan zaman, seperti mengetahui model pembelajaran terbaru, mengetahui berbagai teknologi pembelajaran yang terbaru, pekah terhadap isu-isu yang lagi hangat tentang pendidikan sehingga ilmu dan pengetahuan yang diajarkan oleh guru kepada siswanya selalu ter-up-to-date. ( Prof Dr. Dede Rosyada, MA- diunggah Feb-2022).
Tidak jarang kita menemukan guru yang mengajar dengan metode lama atau sudut pandang yang tidak terlalu efektif lagi jika digunakan dalam pola pengajaran sehingga sulit menemukan chemistry antara guru dan siswa. Salah satu syarat mutlak untuk menjadi guru yang menyenangkan bagi siswa adalah harus suka tersenyum dan selalu menampilkan gestur yang bersahabat bagi siswa. Senyuman seorang guru mampu menghangatkan suasana dan menyemangati siswa. jadi sebagai seorang guru akan lebih bijak jika murah senyum kepada siswa, hal ini akan membuat murid simpati kepada gurunya. (https://www.rijal09.com/2016/12/9)
Agaknya, cara dan pola tingkah laku yang menyenangkan sangatlah disenang oleh muridnya. Bahkan, kasih sayang yang diketengahkan guru akan beroleh imbalan yang berlipat ganda bagi murid dalam usaha memperoleh ilmu yang diajarkan seorang guru.(*)