Janganlah Suka Berselisih, Tak Ada Manfaatnya

Oleh: Bangun Lubis
Perselisihan adalah api kecil yang jika tidak dijaga bisa membakar habis keakraban dan kasih sayang. Ia berawal dari hal sepele — beda pendapat, salah paham, atau sekadar gengsi yang tak mau mengalah.
Namun bila dibiarkan, bara itu bisa tumbuh menjadi kebencian yang memisahkan hati-hati yang semula dekat. Karena itu Islam menasihatkan kita agar jangan suka berselisih.
Allah ﷻ dengan tegas memperingatkan dalam firman-Nya:
“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu; bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)
Ayat ini mengandung makna mendalam. Perselisihan bukan hanya membuat kita lemah di hadapan manusia, tapi juga menjauhkan keberkahan dari Allah. Kekuatan umat akan sirna bila di antara mereka tidak ada saling pengertian dan kasih sayang.
Rasulullah ﷺ juga bersabda: *“Tidak halal bagi seorang Muslim meninggalkan saudaranya lebih dari tiga hari, saling berpaling ketika bertemu; yang terbaik di antara keduanya adalah yang lebih dahulu memberi salam.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa menyelesaikan perselisihan adalah kewajiban moral seorang mukmin. Tiga hari adalah batas waktu untuk menahan diri dari amarah, bukan untuk memupuk kebencian. Orang yang lebih dahulu mengulurkan tangan, memberi salam, atau meminta maaf, justru dialah yang lebih mulia di sisi Allah.
Dalam kehidupan sehari-hari, perselisihan sering terjadi di rumah tangga, di tempat kerja, bahkan di lingkungan dakwah. Kadang bukan karena masalah besar, tapi karena hati yang belum lapang menerima perbedaan. Padahal, setiap manusia memiliki jalan pikir dan latar belakang yang berbeda. Jika semua ingin menang, maka tak ada ruang untuk ketenangan.
Menahan diri dalam perselisihan bukan berarti kalah. Justru itu tanda kekuatan jiwa. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Orang kuat bukanlah yang menang dalam bergulat, tetapi orang kuat adalah yang mampu menahan dirinya ketika marah.”* (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka ketika hati mulai panas, lebih baik diam. Saat lidah ingin membalas, tahanlah. Karena satu kata yang keluar dari amarah bisa merusak persaudaraan bertahun-tahun.
Mari kita jaga hati, perasaan, dan hubungan dengan sesama. Jangan biarkan perbedaan menjauhkan kita dari rahmat Allah. Setiap kali godaan perselisihan datang, ingatlah: hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan dalam pertengkaran.
Kita tidak akan selamanya hidup di dunia ini. Maka sebelum waktu memisahkan, lebih baik kita saling memaafkan. Sebab kedamaian yang tumbuh dari hati yang lapang jauh lebih berharga daripada kemenangan dalam perdebatan.
Jangan suka berselisih. Karena yang menang dalam perselisihan belum tentu benar, tapi yang menahan diri demi Allah, dialah yang akan dimenangkan di dunia dan akhirat. 🌿



