
ADA satu anjuran dari para Salafus Shalih kepada generasi sekarang, yaitu bagimana caranya agar anak selalu dibimbing dekat dengan ajaran agama. Anak-anak dirangsang agar mereka bersedia mengikuti perintah Allah dan juga apa yang dilarang.
Para ulama menganjurkan agar anak sejak dini hendaklah diberikan pendidikan yang sesuai dengan ajaran agama. Ustadz Slamet Setiawan dalam sebuah tulisan dilaman manis.id, memberikan pandanagan yang luas, bahwa anak hendaklah diberikan ilmu agama yang terus menerus.
Ustad Slamet mengemukakan, mendidik anak hendaklah menekankan pada keimanan dan ketauhidan. Ia mengenal Allah secara luas sehingga memahami bagaimana harus mengikuti perintah Allah dengan menjalankan seluruh ajaran yang bersumber dari Islam sebagai agama yang diyakini diridhio Allah untuk ummatnya.
Dr. Said Ramadhan al-Buthi dalam mendidik anak sholeh dan sholehah, memberikan anjuran yang sangat mulia keharusannya, “agar akidah anak tertanam kuat dalam jiwanya, ia harus disirami dengan air ibadah dengan segala ragam dan bentuknya. Dengan begitu akidahnya akan tumbuh kokoh dan tegar dalam menghadapi terpaan badai dan cobaan kehidupan.”
Nabi yang Mulia Rasulullah bersabda, “Tidaklah seorang anak tumbuh dalam ibadah sampai ajal menjemput dirinya, melainkan Allah akan memberi dia pahala shiddiq (orang-orang yang benar dan jujur).” Sebab, nilai kejujuran inilah yang sangat menentukan bagaimana seorang anak bisa mencapai karakter yang mulia.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah,” (QS.Al Ahzab: 21). Maka ikutilah ajaran Rasulullah untuk menjadi teladan yang kuat dalam membangun dirimu.
Ayat ini bukan sekadar ajakan. Ia adalah seruan kasih sayang dari Allah kepada kita semua.
Bahwa jika kita ingin hidup penuh makna, jika kita mendambakan rahmat Allah, dan merindukan keselamatan di akhirat, maka ikutilah Rasulullah. Jadikan beliau sebagai uswah hasanah, teladan terbaik dalam hidup ini.
Rasulullah ﷺ bukan hanya nabi, beliau adalah sosok manusia sempurna yang Allah jadikan contoh nyata bagi kita dalam menjalani hidup:
— Dalam sabar menghadapi ujian,
— Dalam lembutnya akhlak,
— Dalam kesungguhan berdakwah,
— Dalam cinta kepada keluarga,
— Dalam ibadah kepada Allah yang begitu khusyuk dan dalam.
Imam Ibnu Katsir menafsirkan, bahwa orang yang menjadikan Rasulullah sebagai suri teladan adalah orang yang benar-benar mengharap pertemuan dengan Allah, dan yakin akan hari pembalasan. Maka ia akan meneladani beliau dalam segala urusannya.
Sedangkan As-Sa’di mengatakan, bahwa “orang yang berharap kepada Allah dan hari akhir, serta banyak berdzikir, tidak akan menemukan teladan yang lebih utama dari Rasulullah ﷺ.”
Saudaraku,
Hari ini kita hidup di zaman yang penuh dengan panutan-panutan semu. Tokoh-tokoh yang menjadi idola, tetapi membawa kita menjauh dari Allah. Maka, kembalilah kepada uswah hasanah yang sejati — Rasulullah ﷺ.
Mulailah dari hal-hal kecil:
● Meniru cara beliau makan dan minum,
● Meneladani kelembutan beliau saat berbicara,
● Menyambung silaturahmi sebagaimana beliau ajarkan,
● Mengutamakan kejujuran dan amanah sebagaimana beliau hidupkan.
Semua itu, jika diniatkan untuk mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ, maka akan membawa berkah dan mendekatkan kita pada cinta Allah.
Dan ingatlah, ayat ini diakhiri dengan:
“wa dzakarallaha katsira” — dan dia banyak menyebut Allah.
Artinya, kunci meneladani Rasulullah adalah dengan memperbanyak zikir, memperbanyak mengingat Allah. Sebab hati yang lalai dari Allah tak akan mampu menapaki jalan Rasulullah.
Menjadi pengikut Rasulullah bukan hanya soal identitas, tapi tentang menapaki jejak kehidupan beliau.
Di setiap langkah, ada cahaya.
Di setiap teladan, ada petunjuk.
Dan di ujungnya — ada rahmat Allah dan kemenangan di hari kiamat.
Semoga kita termasuk golongan yang senantiasa menjadikan Rasulullah sebagai suri teladan…
Dan semoga kelak kita dikumpulkan bersama beliau di surga-Nya. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.(*)



