<  Islam, Jalan Pulang — Agama yang Merangkul, Bukan Menghakimi - Satujalan.com
DUNIA ISLAMNEWS

 Islam, Jalan Pulang — Agama yang Merangkul, Bukan Menghakimi

Oleh: Bangun Lubis | SatuJalan.com

“Janganlah terlalu banyak menuntut, tetapi banyaklah memberi.
Walaupun orang tak menghargai, engkau tetap harus bermanfaat bagi orang lain.
Jangan terlalu ingin memperoleh penghargaan, karena itu mungkin tak akan ada.
Namun hargailah setiap kemanfaatan yang diberikan orang lain.
Niscaya hatimu akan tenang, dan damai jiwamu.”

Bangun Lubis

Di tengah hiruk-pikuk dunia yang mengejar citra, panggung, dan pengakuan,
Islam datang sebagai nafas kasih sayang yang lembut.
Bukan untuk menghakimi, tetapi untuk membangkitkan yang tersungkur,
menuntun yang tersesat, dan memeluk yang sedang kecewa.

Islam Itu Cinta dan Kepedulian

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”
(HR. Ahmad)

Bukan yang paling terkenal, bukan yang paling dipuji.
Tetapi yang diam-diam memberi, walau tak pernah dihargai.
Yang tetap menyapa, walau sering dilupakan.
Yang tak pernah menyerah menjadi baik,
meskipun dunia terus mengecewakannya.

Baca Juga  Waspada, Produk Makanan Non Halal

 Jangan Menyerah Menjadi Baik

Islam tak pernah menyuruh kita menuntut penghargaan dari manusia.
Yang Allah minta hanya satu:
jadilah hamba yang memberi manfaat.

Karena dalam memberi, ada ketenangan batin.
Dalam berbagi, ada obat bagi luka sendiri.
Dan dalam tidak berharap dari selain Allah,
ada kebebasan yang tidak bisa dibeli dunia.

 Islam Menyembuhkan, Bukan Melukai

Islam bukan agama yang menyebar ketakutan.
Islam adalah agama yang mengulurkan tangan kepada siapa pun yang kehilangan arah.
Agama yang melindungi bukan menghina,
mengangkat bukan merendahkan.

Jika kau sedang kecewa dengan perlakuan orang beragama,
ingatlah:
agama itu cahaya, bukan suara keras.
agama itu kelembutan, bukan caci maki.
agama itu kasih, bukan hasrat berkuasa.

“Dan Kami tidak mengutusmu (Muhammad), melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.”
(QS. Al-Anbiya: 107)

 Mari Kita Pulang

Baca Juga  Wanita Islam: Martabat dan Perlindungan dalam Pandangan Islam

Pulanglah, wahai jiwa…
Bukan ke masjid dahulu,
bukan ke surau dahulu,
tapi pulang ke dalam dirimu
ke tempat suci yang lama kau lupakan: hatimu yang lembut.

Mulailah kembali dengan memberi.
Dengan sabar.
Dengan menyayangi.
Dan jika dunia tak membalas?
Biarlah Allah yang mencatat.

 Doa Penutup:

“Ya Allah, jadikan aku cahaya bagi orang yang kehilangan arah.
Bukan karena aku layak,
tapi karena Engkau Maha Penyayang
dan aku ingin menyebarkan cinta-Mu di bumi-Mu.”

Untuk Mereka yang Lelah…

Tulisan ini kutujukan untukmu,
yang masih mencoba menjadi baik di dunia yang penuh hinaan.
Yang tetap memaafkan meski hatinya hancur.
Yang diam-diam berdoa di sudut malam,
agar tetap kuat menghadapi hidup.

Ketahuilah,
kita sedang berjalan di satu jalan: jalan pulang menuju cinta Allah.

Dan kau tak sendiri.
Aku bersamamu.

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button