Menapaki Jalan Menuju Surga

Oleh: Bangun Lubis
SatuJalan yang Tak Pernah Menyesatkan
“Dan Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.”
— (QS. Yunus: 25)
Surga. Kata yang lembut namun mengguncang jiwa. Tempat penuh kedamaian, kebahagiaan abadi, dan pertemuan puncak antara hamba dan Tuhannya. Tak ada sakit, tak ada tangis, tak ada perpisahan. Hanya cinta dan keridhaan Allah yang bersemayam di sana.
Namun, jalan menuju surga tidak semudah menuliskannya. Ia adalah jalan terjal namun penuh cahaya. Ia bukan tentang kesempurnaan amal, tapi tentang kesungguhan hati dalam menapaki satu jalan: jalan yang Allah ridai.
1. Surga adalah Tujuan Terakhir Orang Beriman
Allah menggambarkan surga dalam banyak ayat-Nya. Salah satunya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, bagi mereka surga Firdaus menjadi tempat tinggal.”
— (QS. Al-Kahfi: 107)
Di ayat lain, Allah berjanji bahwa mereka yang bersabar, menjaga kehormatan, dan bertakwa akan dimasukkan ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya (QS. At-Taubah: 72). Maka, surga adalah hadiah. Tapi bukan hadiah yang murah. Ia adalah balasan terbaik bagi mereka yang menjaga iman dan amal sampai akhir hayat.
2. Rasulullah SAW Telah Menunjukkan Jalannya
Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Semua umatku akan masuk surga kecuali yang enggan.” Para sahabat bertanya, “Siapa yang enggan itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Siapa yang mentaatiku, maka ia masuk surga. Siapa yang mendurhakaiku, maka ia telah enggan (masuk surga).”
— (HR. Bukhari)
Hadis ini menjelaskan bahwa jalan menuju surga adalah ketaatan kepada Rasulullah ﷺ. Mengikuti sunnahnya, menjauhi larangannya, dan mencintai ajarannya adalah bentuk nyata bahwa kita ingin berada di jalan yang lurus.
3. Ulama Menuntun Kita dengan Ilmunya
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Madarijus Salikin menjelaskan bahwa jalan menuju surga itu terdiri dari tiga hal utama:
- Ilmu — yang menunjukkan kita ke jalan.
- Amal — yang menjadi kendaraan kita di jalan itu.
- Sabar — yang menjaga kita agar tetap di jalan hingga akhir.
Tanpa ilmu, kita bisa tersesat. Tanpa amal, kita tidak bergerak. Dan tanpa sabar, kita akan berhenti di tengah jalan. Maka siapa pun yang serius menuju surga harus menuntut ilmu, memperbaiki amal, dan memperpanjang sabar.
4. Surga Tak Dicapai Hanya dengan Angan-Angan
“Bukanlah (kebaikan itu) dengan angan-angan kalian atau angan-angan Ahli Kitab. Barang siapa mengerjakan kejahatan, niscaya akan dibalas seimbang dengannya.”
— (QS. An-Nisa: 123)
Para ulama seperti Hasan Al-Bashri mengatakan:
“Bukanlah iman itu dengan berangan-angan dan berslogan, tapi iman adalah apa yang menetap di dalam hati dan dibuktikan oleh amal perbuatan.”
Surga harus diperjuangkan. Tak cukup dengan berharap, tapi harus dibuktikan dalam tindakan nyata: shalat, sedekah, sabar, menahan amarah, memaafkan, dan menjaga lisan.
5. Setiap Langkah Kecil Menuju Surga Bernilai Besar
Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda:
“Aku melihat seseorang berjalan di surga karena sebatang pohon yang ia singkirkan dari jalan agar tak mengganggu orang.”
— (HR. Muslim)
Betapa luasnya rahmat Allah. Bahkan amal yang terlihat kecil di mata manusia bisa menjadi tiket menuju surga jika dilakukan dengan niat yang ikhlas.
Maka jangan remehkan amal baik. Senyummu pada saudaramu, memberi minum seekor kucing, membantu orang menyeberang jalan — semua bisa menjadi bagian dari jalan menuju surga.
Satujalan, Jalan ke Surga
Kita semua sedang berjalan. Tapi hanya satu jalan yang menjanjikan keselamatan sejati: jalan yang ditunjukkan Allah dan Rasul-Nya. Jalan yang lurus, meski tidak selalu mulus. Jalan yang mungkin sepi, tapi dipenuhi cahaya iman dan harapan.
“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.”
— (QS. Al-Fajr: 27–30)
Semoga Allah menjadikan langkah-langkah kecil kita sebagai saksi cinta menuju-Nya. Dan semoga satu jalan yang kita tempuh ini — meski lelah, meski berdarah — berakhir di pintu surga. Tempat yang dijanjikan. Tempat yang abadi.
Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.