Lepaskanlah Kesusahan Saudaramu, Allah Janjikan Rahmat dan Kemudahan Bagimu
Oleh : Bangun Lubis ( Wartawan Muslim )

MANUSIA tidak pernah lepas dari yang namanya kehidupan sosial. Sebab, manusia adalah makhluk sosial—makhluk yang membutuhkan orang lain untuk berkomunikasi, bertukar pikiran, dan saling tolong-menolong. Dalam relasi sosial inilah Islam memberi pedoman, bahwa membantu sesama adalah jalan menuju kemuliaan.
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa melepaskan dari seorang Muslim satu kesusahan dunia, niscaya Allah akan melepaskannya dari satu kesusahan di hari kiamat. Barang siapa memberi kelonggaran kepada orang yang sedang kesulitan, niscaya Allah akan memberinya kelonggaran di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi aib seorang Muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya.”
(HR. Muslim)
Membantu Sesama: Sebuah Kemenangan Spiritual
Dalam sebuah kajian di Masjid Al-Furqon, Jl. R. Soekamto Palembang, yang diasuh oleh Ustadz Imron Taslim, disebutkan bahwa makna “melepaskan kesusahan orang lain” sangatlah luas. Ia bergantung pada jenis kesulitan yang dialami saudaranya. Namun, satu hal yang pasti: siapa yang mampu mengangkat beban saudaranya, sejatinya ia sedang membebaskan dirinya sendiri dari beban akhirat.
- Bila saudaranya miskin dan ia berkecukupan, hendaknya ia membantu dengan pekerjaan atau bantuan materi semampunya.
- Bila saudaranya sakit, ia bisa menolong dengan memanggilkan dokter, mencarikan obat, atau membantu biaya pengobatan.
- Bila saudaranya terlilit utang, ia dapat membantunya melunasi atau memberi jalan keluar dengan nasihat yang bijak.
Firman Allah SWT:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad: 7)
Barang siapa menolong kaum Muslimin dari cobaan dan penderitaan, ia akan mendapatkan pertolongan Allah, baik di dunia maupun di akhirat—hari di mana harta dan anak tak lagi bermanfaat. Pada hari itulah hanya pertolongan Allah yang menyelamatkan.
Maka berbahagialah mereka yang suka meringankan beban orang lain, sebab kelak Allah akan meringankan beban mereka.
Menutupi Aib Saudara
Dalam buku Quantum Religi karya Ichsanuddin, disebutkan bahwa seorang Mukmin semestinya menjaga dan menutupi aib saudaranya—terlebih bila hal itu bersifat pribadi dan memalukan bagi yang bersangkutan.
Namun, jika aib itu berkaitan dengan tindak kejahatan atau pelanggaran yang membahayakan orang lain, maka tidak boleh ditutupi. Karena, menutupinya berarti membantu kejahatan dan menghalangi keadilan, sesuatu yang jelas dilarang dalam Islam.
Sabda Nabi SAW: “Barang siapa menutupi aib seorang Muslim…”
Maksudnya, ialah menutupi aib orang yang dikenal sebagai pribadi yang baik, bukan mereka yang memang terbiasa berbuat kerusakan. Hal ini juga lebih tepat untuk dosa atau kesalahan yang telah berlalu, bukan yang masih dilakukan secara terang-terangan.
Lawan Individualisme dengan Cinta Kasih Sesama
Dari Anas RA, Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i)
Individualisme—yakni sikap hanya mementingkan diri sendiri—berlawanan dengan semangat Islam. Orang yang tidak peduli pada kesulitan sesamanya adalah orang yang keimanannya belum utuh. Sungguh tiada rugi bagi siapa saja yang berbuat baik kepada saudara, sahabat, atau kerabatnya.
Islam menjunjung tinggi persaudaraan sejati. Persaudaraan yang lahir dari keimanan, bukan karena kepentingan duniawi. Persaudaraan yang murni, yang akan kekal sejauh keimanan itu masih bersemayam dalam hati.
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:
“Pada hari kiamat nanti, Allah akan berfirman: ‘Di manakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Hari ini Aku naungi mereka dalam naungan-Ku, saat tiada naungan selain naungan-Ku.'”
Peka Terhadap Kesulitan Sosial
Islam mengajarkan kita untuk tolong-menolong dalam kebaikan dan kesabaran. Hadis-hadis Rasulullah dan ayat-ayat Al-Qur’an yang telah disebutkan menunjukkan bahwa meringankan beban orang lain sesungguhnya adalah meringankan beban diri kita sendiri.
Dalam ajaran Islam tetap relevan sepanjang zaman. Nilai-nilai sosial yang diajarkan oleh Al-Qur’an dan Sunnah mampu menjawab persoalan manusia kapan pun dan di mana pun. Lepaskanlah kesusahan saudaramu, karena di situlah letak rahmat dan pertolongan Allah untukmu.