Islam di Papua: Dari Jejak Sejarah hingga Perkembangan Masa Kini

Satujalan.com – Papua, pulau di ujung timur Indonesia yang dikenal dengan keindahan alamnya yang memukau dan kekayaan budaya yang beragam, memiliki sejarah panjang yang jarang diungkap: perjalanan masuk dan berkembangnya Islam di tanah ini.
Meski jumlah umat Muslim di Papua tidak sebesar wilayah lain di Indonesia, jejaknya sudah ada sejak berabad-abad lalu, meninggalkan pengaruh sosial, budaya, dan spiritual yang masih terasa hingga kini.
Jejak Awal: Ketika Angin Perdagangan Membawa Islam ke Timur
Sejarah mencatat bahwa Islam masuk ke Papua bukan melalui jalur penjajahan, tetapi lewat interaksi damai dan perdagangan. Sejak abad ke-15, pedagang Muslim dari Maluku, Ternate, dan Tidore rutin berlayar ke pesisir Papua untuk berdagang rempah-rempah, hasil bumi, dan laut. Bersamaan dengan transaksi dagang, mereka juga membawa nilai-nilai Islam, mengajarkan syahadat, salat, dan akhlak mulia.
Di wilayah pesisir barat Papua—seperti Fakfak dan Kaimana—Islam berkembang pesat karena hubungan erat dengan Kesultanan Tidore. Bahkan, Fakfak dikenal dengan semboyan “Satu Tungku Tiga Batu”, sebuah filosofi yang menggambarkan kerukunan hidup antar umat beragama, di mana salah satu “batu” itu adalah umat Muslim.
Pusat Perkembangan Awal: Fakfak, Kaimana, dan Raja Ampat
Fakfak menjadi pintu gerbang awal dakwah Islam di Papua. Dari sini, ajaran Islam menyebar ke Kaimana, Sorong, dan Raja Ampat. Para ulama dan guru mengaji yang diutus oleh Kesultanan Tidore menetap di kampung-kampung pesisir, membangun masjid sederhana dari kayu dan daun rumbia, serta mengajarkan Al-Qur’an dengan metode talaqqi.
Hingga kini, di Fakfak masih berdiri beberapa masjid tua yang menjadi saksi bisu sejarah tersebut, seperti Masjid Patimburak yang berdiri sejak 1870 M—sebuah warisan sejarah Islam di Papua Barat.
Masa Perubahan: Tantangan dan Kesempatan
Memasuki abad ke-20, perkembangan Islam di Papua menghadapi tantangan baru. Modernisasi, migrasi penduduk dari wilayah lain Indonesia, dan dinamika sosial membawa perubahan besar. Di satu sisi, migrasi Muslim dari Bugis, Makassar, Jawa, dan Minangkabau memperkuat populasi Muslim di kota-kota besar Papua seperti Jayapura, Sorong, dan Merauke. Di sisi lain, arus globalisasi membuat tantangan dakwah semakin kompleks, memerlukan pendekatan yang lebih kreatif dan inklusif.
Meski demikian, dakwah Islam tetap berjalan melalui berbagai jalur: pendidikan, media, kegiatan sosial, hingga organisasi kemasyarakatan. Banyak pesantren, sekolah Islam, dan madrasah berdiri, menjadi pusat pembinaan generasi Muslim Papua.
Islam Papua Kini: Harmoni dalam Keberagaman
Saat ini, umat Islam di Papua hidup berdampingan dengan umat Kristen dan pemeluk agama lokal dalam suasana toleransi yang khas. Tradisi “Satu Tungku Tiga Batu” masih menjadi nilai luhur yang dipegang bersama, menjadi simbol persaudaraan.
Masjid-masjid megah kini berdiri di berbagai kota, seperti Masjid Raya Baiturrahman di Jayapura dan Masjid Agung Al-Akbar di Sorong, yang tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat pendidikan dan kegiatan sosial.
Lembaga zakat dan komunitas pemuda Muslim aktif mengadakan program bantuan, bakti sosial, pengajian, dan pembinaan mualaf. Dakwah di daerah pedalaman pun dilakukan dengan penuh kesabaran, seringkali menempuh perjalanan jauh menyusuri sungai atau jalan setapak di hutan.
Islam yang Damai dan Mengakar
Sejarah Islam di Papua mengajarkan bahwa dakwah yang tumbuh dari hati akan berbuah pada persaudaraan dan kedamaian. Islam di sini berkembang bukan karena paksaan, melainkan karena keteladanan akhlak, keterbukaan, dan kasih sayang yang dibawa para pendakwahnya.
Seperti yang Allah tegaskan dalam Al-Qur’an:“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl: 125)
Hari ini, tugas umat Islam di Papua adalah menjaga warisan itu—melanjutkan dakwah yang menyejukkan, merangkul semua pihak, dan menanamkan nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin di tengah keberagaman.
Penukis: Bangun Lubis
Dari Berbagai Sumber