M O Z A I K

Setiap Zaman Terbentang dalam Al-Qur’an

Tiada sedikit pun yang luput dari catatan Firman-Nya.

HADIST berikut ini begitu menggugah hati dan mengajak setiap insan untuk merenung dalam-dalam. Rasulullah SAW membentangkan sebuah pandangan yang menakjubkan dan penuh hikmah kepada umatnya: agar tidak lalai terhadap perubahan zaman, karena Al-Qur’an telah merangkum seluruh zaman — masa lalu, masa kini, dan masa depan — dalam keabadian wahyu-Nya.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman yang berbeda dari kalian.”
(HR. Bukhari-Muslim dengan makna yang serupa, dan diriwayatkan dalam bentuk lain oleh Ali bin Abi Thalib RA)

Hadis ini memberi pesan mendalam tentang pentingnya memahami perbedaan zaman dan tantangan setiap generasi. Dan sungguh, Al-Qur’an sudah sejak 14 abad silam menyingkap tabir berbagai zaman — bukan hanya sebagai kitab hukum atau moral, tetapi juga sebagai kitab sejarah, ilmu pengetahuan, dan petunjuk sepanjang masa.

Allah berfirman:

“Dan tidak Kami tinggalkan sesuatu pun di dalam Kitab (Al-Lauh Al-Mahfuzh) ini, melainkan telah Kami tuliskan.”
(QS. Al-An’am: 38)

“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, rahmat, dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.”
(QS. An-Nahl: 89)

Ayat-ayat ini menegaskan bahwa tidak ada satu pun urusan penting dalam kehidupan manusia, baik terkait akidah, syari’ah, maupun akhlak, yang luput dari panduan Al-Qur’an. Bahkan Al-Qur’an juga membahas prinsip-prinsip dasar dalam sains dan pengetahuan, yang terus dikaji dan dibuktikan oleh ilmuwan dari masa ke masa.

Allah menyeru dalam firman-Nya:

“Maka ambillah pelajaran, wahai orang-orang yang memiliki pandangan.”
(QS. Al-Hasyr: 2)

Dan juga:

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).”
(QS. Al-Hasyr: 18)

Baca Juga  Herman Deru: Bapak Rumah Tahfidz Sumsel

Ayat ini memperlihatkan betapa masa lalu dan masa depan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam perjalanan manusia. Maka setiap zaman memiliki hikmah yang wajib digali dan direnungi.

Ilmu Pengetahuan dalam Wahyu

Banyak hal yang hanya dapat dijelaskan oleh sains modern ternyata sudah terlebih dahulu disebutkan dalam Al-Qur’an. Misalnya, tentang penciptaan manusia:

“Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan? Adakah kamu perhatikan nutfah (air mani) yang kamu pancarkan? Kamukah yang menciptakannya, atau Kami?”
(QS. Al-Waqi’ah: 57–59)

“Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air.”
(QS. Al-Furqan: 54)

“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani.”
(QS. Faathir: 11)

“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang terpancar. Yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada.”
(QS. Ath-Thaariq: 5–7)

Ayat-ayat ini membuktikan betapa rinci dan mendalamnya ilmu Allah tentang asal-usul manusia. Al-Qur’an menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari nutfah (sebagian kecil air mani) dan bahwa jenis kelamin ditentukan oleh faktor dari laki-laki — yang baru bisa dibuktikan melalui mikroskop dan penelitian genetik di era modern.

Bahkan, perkembangan janin manusia di dalam rahim dijelaskan dalam berbagai fase:

  1. Al-‘Alaqah (segumpal darah yang melekat)
  2. Al-Mudhghah (segumpal daging)
  3. Pembentukan tulang dan daging
  4. Ditiupkannya ruh

Sebagaimana firman-Nya:

“Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur, Kami hendak mengujinya, karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.”
(QS. Al-Insan: 2)

Gunung sebagai Penstabil Bumi

Tentang fungsi gunung, Al-Qur’an menjelaskan secara ilmiah pula:

“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu tidak goncang bersama mereka.”
(QS. Al-Anbiya: 31)

Baca Juga  Tajikistan Perketat Larangan Simbol Islam, Sekularisme Otoriter di Negeri Muslim

“Dan gunung-gunung sebagai pasak.”
(QS. An-Naba’: 7)

“Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu.”
(QS. An-Nahl: 15)

Ilmu geologi modern membuktikan bahwa gunung terbentuk dari tumbukan lempeng bumi yang saling menekan. Gunung memiliki akar yang dalam seperti pasak yang tertancap ke tanah. Pasak ini menjaga keseimbangan permukaan bumi dari guncangan yang dahsyat akibat pergerakan kerak bumi.

Otak dan Ubun-Ubun dalam Al-Qur’an

Satu lagi keajaiban ilmiah Al-Qur’an adalah tentang fungsi otak bagian depan (prefrontal cortex), tempat pengambilan keputusan dan kendali moral. Allah telah menyebutkannya jauh sebelum sains modern mengetahuinya:

“Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat durhaka), niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, yaitu ubun-ubun orang yang mendustakan dan durhaka.”
(QS. Al-‘Alaq: 15–16)

Baru dalam 60 tahun terakhir para ilmuwan menemukan bahwa bagian ini bertanggung jawab atas perilaku moral, perencanaan, dan keputusan manusia. Padahal Al-Qur’an telah menyebutnya sejak 1400 tahun lalu.

Kesimpulan: Al-Qur’an adalah Petunjuk Sepanjang Zaman

Semua ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an bukan hanya kitab yang memuat hukum dan kisah, melainkan juga kitab ilmu dan peringatan lintas zaman. Setiap zaman terbentang dalam firman Allah yang kekal. Apa yang baru ditemukan manusia hari ini, telah terlebih dahulu Allah sampaikan dalam Al-Qur’an.

“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin.”
(QS. Al-Isra’: 9)

Sungguh, siapa pun yang ingin memahami dunia ini secara utuh — dengan panduan nilai yang benar dan ilmu yang kokoh — harus kembali kepada Al-Qur’an. Ia adalah petunjuk, cahaya, dan sumber ilmu yang tak pernah habis digali oleh zaman.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Penulis: Bangun Lubis

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button